Dia…
Dia adalah seseorang yang berarti bagi hidupku,seseorang yang aku sayangi dan aku cintai,seseorang yang aku anggap dia begitu luar biasa.Selalu tertawa dikala aku sedang merasa kesepian,selalu tersenyum disaat aku sedih,bahkan dia tersenyum ditengah kemarahan ini terjadi.Tetapi,hanya dia yang bisa membuatku terhanyut dalam aliran cerita cinta yang aku jalani.
Panggil saja dia Nadya,aku bertemu dengannya disaat aku mengikuti salah satu kegiatan di sekolah.Aku Satria Pamungkas.Saat ini aku duduk di kelas 11 SMA yang lagi masa-masanya tenar dikalangan anak baru alias adik kelas baru.Sesaat ku memandangi akan wajahnya,tersirat makna akan senyumannya yang sangat berarti bagi hidupku.Awalnya aku tak begitu yakin kalau dia bisa satu sekolah denganku.Disitu aku yakin bahwa Tuhan memang adil,mungkin saatnya aku untuk mencari apa arti CINTA dan seberapa penting CINTA untuk hidupku.
Setiap pagi aku melihat sinar wajahnya yang menerangi lorong lorong menuju arah kekelasku.Mungkin awalnya ku tak begitu yakin bisa mendapatkan dia.Dia sangat cantik dan aku merasa “biasa biasa saja”.Tapi aku tidak mudah menyerah untuk mendapatkan secuil cinta darinya untuk diriku.Untung disini aku punya sahabat yang benar benar bisa membantu aku dalam segalanya.Dia bernama Brian dan Anita.Kami bertiga sudah tak asing lagi dikalangan sekolah selalu bersamaan.Aku bercerita pada mereka tentang semua yang ada dipikiranku yang sedang diserbu butiran butiran cinta.Bagusnya mereka selalu mendukung aku selama aku masih ada di jalur yang benar.
Beberapa minggu kemudian…
Senin,26 Oktober 2010
“Teeeettttttttt” Bel masuk sekolah berbunyi.
Masih saja beberapa anak berlarian dari gerbang sekolah agar masuk kelas tepat waktu.Namun,waktu itu aku yang sudah sering sms-an sama Nadya tanpa disadari kami melakukan kegiatan yang sama yaitu menghormati bendera sang merah putih selama satu jam pelajaran berlangsung.
“Sory yah mungkin karena aku ngajak smsan sampe larut malem,jadi akibatnya gini deh kita sama sama kesiangan.” Aku sambil menatap wajahnya dengan penuh rasa sesal.
“Udahlah kak,yang penting kita bisa samaan kayak gini kan?” Tanggap Nadya yang begitu santai dengan hukuman yang sedang berlangsung.
Dag..Dig..Dug…
Dalam hati aku berkata,”Dia menjawab yang penting kita bisa samaan seperti ini?bukan kah itu peluang besar untuk aku bisa mendapatkannya secepat mungkin?”Mendengar hal itu keyakinanku bertambah untuk segera menjalin hubungan yang lebih serius.Mungkin nanti atau esok malam aku akan tekad bicara kepadanya secara langsung agar rasa penasaranku akan cintanya tidak penuh rasa tanda tanya lagi.
6 jam berlangsung,dan…….
“teeeeeeettttt” bel pulang sekolah berbunyi..
Aku segera ambil tas dan langsung lari menuju kelas Nadya,Sesampai dikelasnya aku masih sangat bingung ,apa yang akan aku lakukan bila sekarang aku bertemu dengannya?Tanpa sadar Nadya jalan lurus kedepan badanku,dan secara reflex aku menarik jari manisnya dan ia menoleh kebelakang dengan rasa yang sangat kaget dan heran.
“Hmmm,,Nad,hari ini aku yang antar kamu pulang yah?”tawaranku yang sangat tidak begitu yakin akan dijawab olehnya.
“Apa kak?Kakak ngajak kita pulang bareng?” Raut wajahnya yang sedikit malu malu tapi mau.
“Iya,ya itung itung kakak nebus salah gara-gara hal semalem..mau kan?”Tawaranku yang begitu sangat memelas padanya.
“Iya kak,aku mau kalau kakak tidak keberatan.”Dijawabnya dengan senyuman yang begitu menawan.
Sesampai dirumahnya…
Aku bingung akan hidupku sendiri.Yang aku rasakan sekarang hanyalah cinta dia yang bisa membuatku gila.Tapi aku pun berpikir,kalo Tuhan mengijinkan ku dengannya ,Aku akan selalu senantiasa menjaganya semampuku,Namun apabila Tuhan berkehendak lain Aku pun senantiasa mendoakannya walaupun dia tidak berada disisiku.Dengan rasa urat nadi yang hamper ingin putus aku bertekad bertanya langsung kepada Nadya.
“Nad,boleh kan aku bicara sebentar sama kamu?”Ajakanku yang sedikit serius membius suasana.
“Kok kayak yang serius gitu,emang ada apa kak?”Tanyanya dengan penuh rasa heran.
“Jujur saja aku begitu sangat mencintaimu.Dari awal sewaktu aku bertemu dengan mu Aku begitu yakin ingin sekali menjagamu,mencintaimu,dan menyayangimu.Apakah kamu punya perasaan yang sama?Apakah kamu ingin memberikan satu saja kesempatan bagiku untuk mencoba?”sambil meraih dua tangan Nadya untuk lebih meyakinkan.
“Kaak,sebelumnya makasih banyak yaa..”Nadya terdiam sebentar.
“Pasti jawabmu tidak kan?”Ujarku memotong pembicaraan Nadya.
“Ya aku bilang tidak kak,,Aku bilang aku tidak akan menolak permintaan kakak barusan.”jawab Nadya sambil tersenyum melihat wajah Satria.
Aku begitu sangat tidak yakin akan hadirnya cinta seorang Nadya kedalam hidupku.Tapi sekarang aku sangan begitu sangat yakin hidupku akan lebih bermakna bila bersama dengannya,hidupku akan lebih berwarna bila dengannya,dan tak kan aku sia siakan dirimu didalam hidupku.Ini ucapan yang aku yakini didalam hatiku,karena aku sangat begitu yakin kalau Nadya sosok yang istimewa untuk diriku.
Tugas ku sekarang setiap pagi pasti membangunkan dia untuk shalat shubuh bersamaan.Walau pun kita hanya saling mengingatkan untuk beribadah,tetapi aku merasa disana aku menjdai sosok ayah yang akan menjadi imam dalam keluarga bahagiaku yang akan ku bina dengannya.Dan pertanyaan rutinku tidak pernah terlewatkan,seperti lagi apa kamu?udah makan?mau kemana sekarang?udah shalat?udah mandi?kangen aku ga? dan lain lain.
Tak lama 6 bulan komitmen ini ku masih jalani.
Rasa yang menggebu jiwa kini mulai terasa.Aliran detak jantung yang kini mulai terasa semakin membuat ku bertanya tanya.”Tuhan ujian apa lagi yang akan engkau beri padaku?”Tanya ku dikala renungan shalat subuh berlangsung.Tuhan aku merasa diri ini sangat tidak berguna lagi.Mengapa aku tidak pernah bisa bersyukur atas segala hal yang Engkau beri.Aku bingung akan semuanya ini.Terkadang aku ingin bertanya mengapa diriku yang selalu salah?Apa memang aku tidak pernah bisa mengerti?Atau memang ini cara kamu untuk mencintaiku?
Akhirnya semua pertanyaan ku dijawab dengan senyuman manisnya dia yang mungkin bisa menjawab segala pertanyaanku.Tapi jujur saja aku masih belum puas dengan semua itu.Hari terus berlangsung seiring awan yang selalu berubah ubah,semakin hari semakin besar rasa penasaranku akan cintanya padaku.Sekarang aku pahami bahwa pertanyaan pertanyaan konoyol itu memang hal biasa yang hadir dalam kisah cinta ini.Dan inilah saatnya cintaku sedang di uji.Mungkin aku bisa memahami bahwa yang ada di benak ku itu hanya hal yang wajar saja.
Tak terasa tanggal jadian saya telah datang kembali,dan aku semakin percaya dengan segala ucapan dan perilaku dia kepada saya.Aku benar benar tak menyangka hubungan ini mengapa bisa terus berlanjut?Mungkin Tuhan sudah berkehendak ia jodoh ku.Aku semakin serius ingin berbagi kasih sayang kepadanya.Dan aku berkeinginan hubungan ini bisa terus berlangsung ke pelaminan.
Tapi….
Tuhan berkehendak lain…
Tepat di usia hubungan 1 tahun DIA telah dipanggil Yang Maha Kuasa.Ia terkena serangan jantung.Aku hanya bisa berbaring lemas.Apa daya aku hanya bisa menyesali semua kesalahan-kesalahanku.Seharusnya tepat di satu tahun ini aku ingin membawa se-bucket bunga mawar merah,mungkin ia akan senang tapi yang ada hanyalah papan bunga turut berduka cita atas meninggalnya dia.Aku benar benar tak tahu apa yang harus aku lakukan.Mungkin ini jalan yang terbaik untuk kita.Aku yakin Tuhan mempunyai jalan cerita yang lebih indah meskipun cinta ini hanya berakhir dengan duka.
0 komentar:
Posting Komentar